INFOBANGKAID - Berdasarkan survei Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan sebanyak 80 persen penduduk dunia menggunakan obat herbal tradisional, sedangkan sebanyak 20 persen penduduk di negara maju menggunakan obat dari tumbuhan.
Di negara Amerika Serikat sebanyak 38,5 persen penjualan obat-obatan herbal mencapai sebesar 3,4 miliar dolar AS (Rp52,6 triliun) pada periode 1990-1997. Sedangkan di Indonesia, penggunaan obat-obatan tradisional sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu dan makin populer dengan berkembangnya industri obat tradisional.
Baca Juga: Toboali Diguyur Hujan, Wilayah Rawan Banjir Siap Siap
Penjelasan tersebut dipaparkan Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dr. dr. Raveinal SpPD KAI dalam diskusi bertajuk "Forum Hilirisasi Fitofarmaka - Optimalisasi Penggunaan Fitofarmaka dalam Pelayanan Kesehatan" yang diakses secara daring
Raveinal menjelaskan bahwa obat herbal adalah obat-obatan murni diambil dari sari pati tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan tanpa ada campuran bahan kimia buatan (sintetis) dan tanpa campuran hewan. Penggunaan obat-obatan herbal atau fitofarmaka sebagai imunomodulator bisa dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit infeksi, kanker, dan penyakit autoimun.
Baca Juga: Hati-hati Pinjol Ilegal Meneror Habis-habisan Nasabahnya
Imunofarmakologi merupakan cabang farmakologi yang berkembang dan bertujuan untuk memodulasi sistem imun secara farmakologi. Sejalan dengan hal itu maka imunomodulator memiliki kegunaan sebagai rekonstitusi defisiensi imun misalnya terapi AIDS, malnutrisi, keganasan, dan lainnya.