Anggota DPR Irma Suryani Sebut PDI-P Giliran Kalah Baru Oposisi dan Jadi Wong Cilik

- 9 Maret 2024, 02:21 WIB
Potret Megawati dan Jokowi saat masih tergabung
Potret Megawati dan Jokowi saat masih tergabung /Instagram/@megawati.sukarnoputri

INFOBANGKAID - Pernyataan sikap Anggota DPR Fraksi NasDem, Irma Suryani secara blak-blakan menyampaikan kritik terhadap partai politik di Tanah Air. Dinilai olehnya, penyebab terbesar situasi politik dalam pemerintahan Indonesia saat ini kacau adalah karena partai politiknya yang 'kotor'."Siapa yang salah dalam carut-marut politik kita hari ini, siapa yang bersalah? Jokowi salah, partai politik lebih salah lagi," katanya dalam election talk yang digelar di Universitas Indonesia (UI), Kamis (7/3/2024). 

"Partai politik yang menjadi akar permasalahan seluruh kericuhan yang ada di negeri ini. Kenapa? pragmatis, enggak ada yang enggak pragmatis," ujar Irma Suryani.

 

PDIP Khususnya Jadi Oposisi

Irma Suryani pun menegaskan bahwa semua partai politik tidaklah bersih. Apalagi, mereka yang menjadi bagian dari koalisi.

Dia kemudian menyinggung partai Golkar yang sampai saat ini tidak pernah menjadi oposisi. Partai berlambang pohon beringin itu tampak 'main aman' dengan berada di dalam kubu pemerintah.

Begitu juga dengan PDIP. Menurut Irma Suryani, partai berlambang banteng itu sangat bagus ketika menjadi oposisi, tetapi melempem kala menjadi pemenang.

"Semua partai politik korupsi, betul enggak? Kita enggak usah tutup-tutupin itu. Golkar pernah enggak jadi oposisi? enggak pernah, di dalam terus kok, maunya aman-aman aja," tuturnya.

"PDIP ini bagusnya jadi oposisi, tapi ketika dia menang dia enggak bagus. Karena ketika dia menang, dia diam seperti kura-kura. Tapi ketika dia kalah, baru dia betul-betul jadi wong cilik. Itu pendapat saya," lanjutnya.  

 

Benarkah Semua Parpol Curang saat Pemilu ?

Irma Suryani juga tak memungkiri bahwa partai politik yang ada di Indonesia melakukan kecurangan dalam Pemilu. Apalagi, mereka yang kadernya menduduki jabatan strategis di pemerintahan daerah.

"Soal kecurangan-kecurangan yang ada, saya buka. Saya pelaku, saya adalah caleg, saya harus Keluarkan uang sekian Miliar untuk bisa duduk," ucapnya.

"Kita mau cari solusi kan hari ini, bagaimana election kita ke depan ini harus lebih baik, kan itu intinya. Kalau itu yang mau kita lakukan, perbaiki partai politik kita," ujar Irma Suryani.

Agar bisa mengubah Pemilu di Indonesia menjadi lebih baik, dia pun menekankan agar masyarakat tidak memilih calon anggota legislatif (caleg) dari oligarki. Jangan sampai pengusaha kotor dan caleg dengan catatan kriminal justru terpilih menjadi anggota DPR.

"Jangan pilih calon-calon anggota dewan yang dari oligarki politik, jangan endorse pengusaha-pengusaha kotor untuk masuk di parlemen. Jangan endorse peleceh seksual, pecandu narkoba, koruptor, masuk semua. Kenapa? semua karena mengejar elektoral 4 persen. Siapa pun yang bisa bawa kursi, silakan masuk, asal bisa bawa kursi. Itu yang merusak," tutur Irma Suryani.

Dia juga mengingatkan agar PDIP jangan hanya melemparkan kesalahan kepada Jokowi. Sebab, merekalah partai pengusung yang sudah menjadikan Jokowi seperti sekarang ini.

"Jangan juga PDIP ngomong bahwa yang salah itu semua Jokowi, enggak. Kita semua salah, saya sebagai orang partai politik, saya sebagai salah satu pimpinan di NasDem saya bilang partai politik yang paling salah. Yang meng-endorse si Samsul siapa? Partai politik. Bapaknya senang-senang aja di-endorse," kata Irma Suryani.

"Terus PDIP bilang 'Jokowi pengkhianat, mengkhianati PDIP'. Lah kalau memang mau membenahi election ini, enggak perlu dong ribut-ribut 'Jokowi enggak lagi bersama dengan PDIP', enggak perlu. Cuek aja, PDIP juga bisa kok, kan itu harusnya. Tapi kan PDIP ribut 'kenapa Jokowi minggat dari PDIP?'," pungkasnya. (*)

Editor: Try Sutrisno

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah