Pernyataan Menohok Deputi Bapanas Indonesia Atas Mahalnya Harga Beras

- 26 Februari 2024, 01:15 WIB
Sejumlah Petani melakukan Panen Beras
Sejumlah Petani melakukan Panen Beras /Tanjungpinang.Pikiran-Rakyat/(Dok Freepik)

INFOBANGKAID - Pernyataan menohok dan tidak masuk akal dari seorang Deputi I Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas Indonesia Gusti Ketut Astawa atas mahalnya harga beras yang terjadi di Indonesia. Kenapa tidak, bukannya mencarikan solusi atas permasalahan tersebut malah menyalahkan cuaca dan persawahan yang tergenang air.  

Dalam pernyataannya Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, faktor perubahan iklim yang tidak menentu jadi penyebab tanaman padi petani gagal, hingga menyebabkan harga beras di pasaran menjadi naik.   

"Kemarin waktu kita (Bapanas) ke lapangan, ke daerah Grobogan dan lain sebagainya, itu ada 3 ribu hektare (sawah) tergenang banjir. Ternyata, pas hujan kencang dia kencang banget hujannya, akhirnya banjir," kata Ketut dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (25/2) kemarin.

"Ini ada potensi gagal. Mudah-mudahan tidak gagal ya, tapi ada potensi yang harus kita waspadai. Itu kan petani mengeluarkan ongkos yang lebih juga. Sementara di tempat lain agak tinggi, di tempat lainnya agak rendah hujannya. Nah ini efek gorila El Nino kita katakan. Dampaknya ini sudah mulai dirasakan petani," ujarnya.

Menurutnya, pihaknya tetap mengacu kepada Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, yang menyatakan bulan pada Januari-Februari 2024 ini, produksi padi masih akan minus dari kebutuhan.

"Artinya memang Januari-Februari itu memang kita agak lumayan koreksinya," katanya.

"Namun, di bulan Maret menurut prediksi KSA BPS kita produksinya sudah sekitar 3,5 juta ton beras. Jadi ini akan terjadi surplus. Harapan kita habis Maret, April, Mei, Juni juga terjadi surplus. Kalau itu terjadi, maka mulai lah akan terjadi penyesuaian atau koreksi harga yang ke bawah," tukasnya. 

Harga Pedagang Beras Melampaui HET

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, HET beras berlaku sejak Maret 2023 adalah Rp. 10.900/kg medium, sedangkan beras premium Rp 13.900/kg untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sementara, HET beras di Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp 11.500/kg medium dan beras premium Rp 14.400/kg. Sementara di zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.  

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional, pada Minggu (25/2/2024) harga beras premium turun 390 rupiah ke 15.870 rupiah per kg. Meskipun telah meninggalkan titik tertingginya, harga tersebut masih tergolong tinggi. Sementara itu, beras medium naik 170 rupiah ke 14.390 rupiah per kg.

Halaman:

Editor: Try Sutrisno

Sumber: CNBC Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x