Penyebab Gagal Ginjal Hingga Cuci Darah, Ini Saran Agar

4 Juni 2024, 22:18 WIB
Ilustrasi pembengkakan pada kaki akibat penurunan fungsi ginjal yang menyebabkan pembengkakan. /Klikdokter/

INFOBANGKAID - Cuci darah, atau hemodialisis, umumnya dilakukan terhadap pasien dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah kondisi di mana ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik untuk menyaring racun dan zat sisa metabolisme dari dalam tubuh.

Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gagal ginjal: 

Penyakit ginjal kronis (PGK): PGK adalah kerusakan ginjal yang terjadi secara perlahan dan progresif.

Gagal ginjal akut: Gagal ginjal akut adalah kerusakan ginjal yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat.

Infeksi ginjal: Infeksi ginjal dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang parah.

Penyakit autoimun: Penyakit autoimun, seperti lupus dan glomerulonefritis, dapat menyerang ginjal dan menyebabkan kerusakan.

Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan tertentu secara berlebihan, seperti antibiotik dan obat pereda nyeri, dapat merusak ginjal.

Gejala gagal ginjal meliputi:

 * Kelelahan

 * Mual dan muntah

 * Kehilangan nafsu makan

 * Pembengkakan kaki, tangan, dan wajah

 * Kesulitan buang air kecil

 * Urine berdarah

 * Tekanan darah tinggi

 * Sesak napas

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah gagal ginjal:

 * Menjaga tekanan darah tetap normal

 * Mengontrol kadar gula darah

 * Menjaga berat badan ideal

 * Berhenti merokok

 * Mengurangi konsumsi garam

 * Minum air putih yang cukup

 * Memeriksa kesehatan ginjal secara rutin

Cuci darah adalah salah satu cara untuk mengobati gagal ginjal. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan transplantasi ginjal.  

Sebagai informasi, Dialisat adalah cairan khusus yang digunakan dalam proses cuci darah atau hemodialisis. Cairan ini berfungsi untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme dan kelebihan cairan tubuh.

Proses habis cuci darah, atau dialisat, terjadi melalui beberapa tahap:

1. Filtrasi: Darah pasien dialirkan melalui dialyzer, sebuah alat penyaring yang terdiri dari membran semipermeabel. Membran ini memiliki pori-pori kecil yang memungkinkan zat-zat sisa metabolisme dan cairan berlebih (seperti ureum, kreatinin, dan air) untuk melewatinya, sementara sel darah merah, sel darah putih, dan protein tetap di dalam darah.

2. Difusi: Zat-zat sisa metabolisme dan cairan berlebih bergerak dari area konsentrasi tinggi (darah) ke area konsentrasi rendah (cairan dialisat) melalui proses difusi.

3. Konveksi: Aliran darah dan cairan dialisat di dalam dialyzer membantu mempercepat proses difusi.

4. Ultrafiltrasi: Tekanan hidrostatis di dalam dialyzer digunakan untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh pasien.

Setelah proses di atas selesai, darah yang telah dibersihkan dari zat-zat sisa metabolisme dan cairan berlebih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh pasien.

Berikut beberapa fakta tambahan tentang dialisat:

 * Jenis dialisat yang paling umum adalah hemodialisis.

 * Hemodialisis biasanya dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit.

 * Satu sesi hemodialisis biasanya berlangsung sekitar 4 jam.

 * Pasien dengan gagal ginjal kronis biasanya perlu menjalani hemodialisis 3 kali seminggu.

 * Ada beberapa jenis dialisat lain yang tersedia, seperti dialisis peritoneal dan hemofiltrasi. (*)

Editor: Try Sutrisno

Sumber: Alodokter

Tags

Terkini

Terpopuler