Pemerintah telah meningkatkan belanja sosial dan investasi publik di tengah penurunan pendapatan akibat menurunnya keuntungan dari kenaikan harga komoditas. Meskipun demikian, utang publik diproyeksikan tetap stabil.
Laporan Bank Dunia juga mengidentifikasi empat tantangan struktural yang dihadapi Indonesia: meningkatnya konsentrasi di sektor manufaktur, melambatnya kemajuan dalam mengurangi ketimpangan pendapatan regional, pertumbuhan upah yang lebih lemah dan meningkatnya kesenjangan sejak pandemi Covid-19, serta terbatasnya mobilitas geografis angkatan kerja yang mempersulit keterhubungan pekerja dengan pekerjaan yang sesuai, sehingga menghambat peningkatan standar hidup.
Bagian kedua dari laporan ini menyoroti jalan yang harus ditempuh Indonesia menuju ekonomi yang lebih dinamis dan produktif, serta mencapai status pendapatan tinggi pada tahun 2045. "Dibutuhkan peningkatan investasi dan dinamisme sektor swasta untuk mempercepat pertumbuhan jangka panjang," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Habib Rab. "Hal ini memerlukan adanya reformasi regulasi yang membantu membuka pasar dan meningkatkan produktivitas perusahaan di bidang manufaktur dan jasa."
Dengan kerangka kebijakan yang kuat dan reformasi yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata, serta mencapai tujuan jangka panjangnya. (*)