Bappenas Ungkap Alasan Penurunan Kinerja Ekspor-Impor Indonesia

- 22 Juni 2024, 23:19 WIB
Ekspor Impor
Ekspor Impor /Antara

INFOBANGKAID – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan bahwa penurunan kinerja ekspor dan impor Indonesia baru-baru ini disebabkan oleh melemahnya harga komoditas global. Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, menekankan bahwa fenomena ini bukanlah penurunan mutlak, melainkan efek dari fluktuasi harga komoditas di pasar internasional.

"Bukan turun, jadi itu terjadi seiring pelemahan harga komoditas global," jelas Amalia di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.

Amalia menambahkan bahwa ekspor Indonesia saat ini masih didominasi oleh komoditas batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO), yang harganya sangat dipengaruhi oleh permintaan global. "Kalau kita didominasi oleh ekspor komoditas yang non-olahan memang selalu akan rentan terhadap volatilitas harga komoditas," ujarnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 mencatat surplus sebesar US$ 2,93 miliar, dengan nilai ekspor mencapai US$ 22,33 miliar dan impor sebesar US$ 19,40 miliar. Meskipun nilai impor pada Mei 2024 meningkat sebesar 14,40% secara bulanan, terdapat penurunan sebesar 8,83% secara year-on-year. Sepanjang Januari-Mei 2024, impor juga mengalami penurunan sebesar 0,42%.

Di sisi lain, ekspor Indonesia secara kumulatif mengalami penurunan sebesar 3,52%. Namun, secara year-on-year, ekspor masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 2,86%.

Penurunan signifikan terjadi pada komoditas andalan Indonesia seperti batu bara dan CPO. Ekspor batu bara pada Mei 2024 turun 4,04% dibandingkan April 2024 dan turun 16,85% dibandingkan Mei 2023. Sementara itu, ekspor CPO turun 22,19% secara bulanan dan 27,11% dibandingkan Mei 2023.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menilai bahwa penurunan angka ekspor ini dapat menjadi indikasi awal melemahnya ekonomi Indonesia. "Kondisi impor turun dan ekspor turun, artinya ekonomi Indonesia mengalami perlambatan," ujar Esther.

Esther menjelaskan bahwa pelemahan ekonomi ini dipengaruhi oleh faktor internal dan global. Dari sisi domestik, ekspor Indonesia yang masih didominasi oleh komoditas mentah menghasilkan nilai tambah yang minim. Sementara dari sisi global, konflik geopolitik mengakibatkan permintaan global terhadap produk-produk Indonesia berkurang dan menghambat distribusi barang.

"Kondisi global karena konflik geopolitik mengakibatkan distribusi barang terhambat dan suplai barang di pasar berkurang," tambah Esther.

Dengan dinamika ini, Bappenas dan para ekonom mengingatkan perlunya diversifikasi produk ekspor Indonesia agar tidak terlalu bergantung pada komoditas mentah yang rentan terhadap fluktuasi harga global. (*)

Editor: Try Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah